Powered by Blogger.
RSS

Kebudayaan Selebriti dan Narkoba


Kebudayaan Selebriti dan Narkoba

Siapa yang tidak mengenal selebriti. selebriti adalah orang yang mempunyai talenta dan menjadi ikon untuk masyarakat luas, terlebih lagi selebriti juga menjadi sarana mode untuk masyarakat pada umumnya. Kemunculannya dalam media menjadi suatu hal yang ditunggu oleh mayarakat luas. Bagi masyarakat selebriti adalah suatu ikon yang dapat dikagumi, baik, dan patut dicontoh. Selebriti juga sebagai pembicara informasi kepada public dalam rangka apapun, karena selebriti dipercaya dapat mengungkapkan sesuatu lebih dimengerti oleh penerima informasi tersebut.
Selebriti yang sangat terkenal dengan selebritasnya, baik sebagai artis, musisi, presenter, bintang iklan, maupun pelawak adalah tonggak perkembangan kepribadian seseorang, khususnya penikmat layar kaca. Sebagai tonggak, sudah seharusnya selebriti memberikan contoh/teladan yang baik bagi masyarakat terutama fans-fansnya.Tetapi tidak jarang sikap para selebriti melenceng terhadap apa yang selama ini mereka bangun dengan susah payah. Terkadang para selebriti lupa akan dirinya sendiri, sehingga melewati batas kewajarannya. Faktor lingkungan adalah salah satu faktor utama seseorang memakai narkoba. Lingkungan selebriti sangat rawan dengan penggunaan narkoba, seperti yang dialami oleh Roy Marten (artis), Rivaldo (artis), Sammy Simorangkir (musisi), Doyok (pelawak), dan masih banyak lagi.
Narkoba (Narkotika dan Obat Berbahaya) merupakan nama lain dari Napza (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Inilah yang membuat resah kalangan masyarakat saat ini. Hampir tiap hari, media massa memberitakan penangkapan seseorang terkait narkoba, baik sebagai pengguna, pengedar, maupun produsen, dan salah satunya adalah selebriti. Konon, selebriti/artis yang merupakan pekerja dunia entertainmen/hiburan sangat dekat dengan dunia malam (clubbing). Para artis pun banyak yang terjebak atau sengaja ingin mencoba barang haram (narkoba) tersebut. 
Selebriti yang sangat terkenal dengan selebritasnya, baik sebagai artis, musisi, presenter, bintang iklan, maupun pelawak adalah tonggak perkembangan kepribadian seseorang, khususnya penikmat layar kaca. Sebagai tonggak, sudah seharusnya selebriti memberikan contoh/teladan yang baik bagi masyarakat terutama fans-fansnya.

Terkait narkoba, memang semua orang, tidak hanya selebriti saja yang semestinya diberi pengawasan ketat. Para pegawai kantor, bahkan pejabat pemerintah pun wajib diberi sanksi tegas bila kedapatan memakai narkoba jenis apa pun. Namun, mengapa selebriti lebih diperketat? Selebriti adalah ikon masyarakat. Sebagian besar masyarakat Indonesia setiap hari melihat layar kaca (TV) yang tidak jauh dari acara glamour dunia entertainmen, yaitu dunia selebriti. Mereka lebih mengenal selebriti dari pada yang lain, bahkan orang pun lantas menirunya.
Korban penyalahgunaan narkoba di Indonesia akhir-akhir ini pun cenderung meningkat, baik kalangan selebriti, masyarakat kota, maupun masyarakat pedesaan. Termasuk juga tidak hanya golongan mampu, tetapi juga pelajar, mahasiswa, dan juga masyarakat tidak mampu.
Sebenarnya, baik narkotika maupun psikotropika merupakan obat yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan, sehingga ketersediaannya pun perlu dijamin. Namun, apabila obat tersebut disalahgunakan dapat mengakibatkan gangguan fisik, mental, sosial, keamanan dan ketertiban masyarakat, bahkan kematian. Untuk itu BNN perlu memperketat penggunaan narkoba oleh siapa pun, terutama selebriti dengan memberikan sanksi yang tegas, baik dengan pembinaan maupun rehabilitasi. Terbukti sampai saat ini penjara bagi para pelaku narkoba tidak bisa menyelesaikan masalah justru menambah masalah.
Fajrinnisaa, R. 2011. Penduduk, masyarakat, dan kebudayaan. Kebudayaan Selebriti dan Narkoba.






TUGAS
ILMU SOSIAL DASAR


“Kebudayaan Selebriti Dan Narkoba”


Fajrinnisaa Rizky
1IA12
Universitas Gunadarma

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment